Postingan

Menampilkan postingan dengan label Diary Blogger

Temu yang menjadi Candu

Gambar
Aku suka berlama-lama di dekat jendela. Memandang tempias hujan yang menempel dibalik kaca. Pikiranku menerawang entah pergi kemana. Sekali-kali ke tempat pertemuan pertama kita di tengah kota. Dengan sedikit rasa sungkan, Aku menyambutmu dengan senyuman hangat hari itu. Meski kutau senyumku memang tak terlihat karena tertutup masker, begitu juga dengan kamu. Kita menghabiskan waktu yang cukup lama untuk sekedar bertukar cerita di sebuah kafe bernuansa klasik, sambil sesekali memperhatikan sepasang kekasih yang sedang menikmati hangatnya mentari di taman kota. Ini adalah pertemuan pertama kita.  Dan kuharap tidak berakhir di sini. Bibirku selalu menyunggingkan senyum entah karena apa, dan aku pikir itu karena kamu. Selepas pertemuan itu, segala hal tentangmu tiba-tiba menjadi seperti sebuah magnet bagiku, selalu menarik. Dan kau tahu, hari-hari berikutnya bertemu denganmu menjadi sebuah candu bagiku. Semalam ... sebelum perjumpaan kedua kita, dadaku berdebar tak karuan, ada sesak yang

Happy Father's Day

Gambar
Selamat hari Ayah buat yang masih punya  Ayah... Tahukah Kamu? Cemburu terbesar bagi Kami yang sudah tak punya Ayah adalah melihatmu bergandengan, beriringan, bermain dan bercanda dengan Ayahmu. Jadi, hargai Dia, temui Dia, dan katakan padanya Kamu sungguh bangga memiliki Ayah sepertinya. Sebelum terlambat! Dan Terima kasih kepada seluruh Ayah di penjuru semesta karena telah bekerja keras untuk Kami, Anakmu. === ====== ==== ===== ====== ===== === Masih teringat jelas dalam memori kenanganku, menjelang dini hari Ia pergi secara diam-diam tanpa pamit. Setelah berhasil membuat Kami tertidur Ia 'pulang' tanpa kata. === Perlahan kondisinya berangsur membaik setelah tak sadarkan diri beberapa jam lalu, buktinya Ia menyahut saat Aku memanggilnya, pun mulai berbicara pada orang-orang yang duduk di dekatnya.Ia tak lagi menjerit kesakitan seperti pertama kali Aku tiba di rumah.  Jarum jam menunjukkan pukul 24.01, cacing dalam perut sudah mulai menari, memaksaku harus menyuap makanan mesk

Berhentilah menganggap semua orang itu baik!

 Hari itu, tepatnya dua bulan yang lalu ... sebuah mobil pick up warna putih berhenti di depan rumah. Berselang beberapa menit kemudian, seorang lelaki turun dan menawarkan jasa service kulkas. "Kebetulan sekali, freezer saya sedang rusak" Kataku sembari mempersilahkan lelaki itu masuk ke dalam rumah untuk memeriksa freezer yang saya maksud. Sebentar lagi bulan Ramadhan, tentu pendingin akan sangat dibutuhkan untuk menyimpan makanan maupun untuk produksi es batu, apalagi saya suka jualan aneka macam es jika bulan Ramadhan. Setelah memeriksa Freezer yang terletak di dapur, lelaki itu kemudian menyampaikan perkiraan biaya untuk beli alat yang dibutuhkan. Ia lalu menyebut nominal, dan saya hanya garuk garuk kepala karena memang saat itu lagi tidak pegang uang sama sekali. "Gimana Mak? ada dulu uang ta dua ratus lima puluh ribu?" Tanyaku sama Ammak lalu berusaha meyakinkan bahwa tukang service ini menawarkan harga lebih murah dari pada tukang service yang pernah menawar

April, Rindu dan Duka

April, hari pertama tahun kedua. Kadang ... Rindu itu tidak adil, ia seenaknya datang tanpa permisi. Meninggalkan sesak yang berkecamuk dalam dada. Rindu yang paling menyiksa adalah merindukan seseorang yang telah tiada. Hari ini, dua tahun lalu. Isak tangis keluarga memenuhi tiap-tiap sudut ruang rumah kayu itu. Badanku serasa tertimpa benda berat, berdiripun tak sanggup. Sungguh, hari itu rebahan dan tinggal dalam kamar adalah hal yang paling kuinginkan. Dunia serasa gelap. Pikiranku melayang, menerawang, menembus langit-langit kamar. Bagaimana mungkin, ia pergi begitu saja meninggalkanku tanpa pamit. Ia adalah lelaki hebatku, cinta pertamaku, lelaki  kuat yang selalu menanggung lukanya sendiri. Entah seberapa sakit yang dirasakannya hingga ia menyerah dan kembali kepadaNya. Duhai ... tenanglah dalam nirwana semoga Tuhan mempertemukan kita, kelak.