April, Rindu dan Duka

April, hari pertama tahun kedua.

Kadang ... Rindu itu tidak adil, ia seenaknya datang tanpa permisi. Meninggalkan sesak yang berkecamuk dalam dada.

Rindu yang paling menyiksa adalah merindukan seseorang yang telah tiada.

Hari ini, dua tahun lalu. Isak tangis keluarga memenuhi tiap-tiap sudut ruang rumah kayu itu.

Badanku serasa tertimpa benda berat, berdiripun tak sanggup. Sungguh, hari itu rebahan dan tinggal dalam kamar adalah hal yang paling kuinginkan. Dunia serasa gelap.

Pikiranku melayang, menerawang, menembus langit-langit kamar.

Bagaimana mungkin, ia pergi begitu saja meninggalkanku tanpa pamit.

Ia adalah lelaki hebatku, cinta pertamaku, lelaki  kuat yang selalu menanggung lukanya sendiri. Entah seberapa sakit yang dirasakannya hingga ia menyerah dan kembali kepadaNya.

Duhai ... tenanglah dalam nirwana semoga Tuhan mempertemukan kita, kelak.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review buku Bob Sadino : Mereka bilang saya gila!

Temu yang menjadi Candu

Corn Peeling