Berhentilah menganggap semua orang itu baik!

 Hari itu, tepatnya dua bulan yang lalu ... sebuah mobil pick up warna putih berhenti di depan rumah. Berselang beberapa menit kemudian, seorang lelaki turun dan menawarkan jasa service kulkas.


"Kebetulan sekali, freezer saya sedang rusak" Kataku sembari mempersilahkan lelaki itu masuk ke dalam rumah untuk memeriksa freezer yang saya maksud.


Sebentar lagi bulan Ramadhan, tentu pendingin akan sangat dibutuhkan untuk menyimpan makanan maupun untuk produksi es batu, apalagi saya suka jualan aneka macam es jika bulan Ramadhan.


Setelah memeriksa Freezer yang terletak di dapur, lelaki itu kemudian menyampaikan perkiraan biaya untuk beli alat yang dibutuhkan.


Ia lalu menyebut nominal, dan saya hanya garuk garuk kepala karena memang saat itu lagi tidak pegang uang sama sekali.


"Gimana Mak? ada dulu uang ta dua ratus lima puluh ribu?" Tanyaku sama Ammak lalu berusaha meyakinkan bahwa tukang service ini menawarkan harga lebih murah dari pada tukang service yang pernah menawarkan sebelumnya.


Dengan sedikit ragu, Ammak mengiyakan lalu berjalan menuju kamarnya untuk mengambil uang. Beberapa menit berikutnya ia kemudian menyerahkan sejumlah uang yang diminta oleh tukang service tadi.

Tanpa basa basi, tukan service kulkas tersebut meminta satu biji pisang yang kusimpan dalam kulkas, dan tanpa jeda langsung kuiyakan.

Setelahnya, ia berlalu dan menuju mobil pick up miliknya, sembari berkata "saya akan datang besok memperbaiki kulkas ta, pergika dulu beli alatnya."


Besoknya, saya dan Ammak sengaja tak kemana-mana, takutnya tukan service datang sementara saya sedang tidak di rumah. Kalaupun ada keperluan, saya bergantian dengan Ammak untuk keluar. Namun hingga sore menjelang, tukang service itu tak kunjung datang.

"Mungkin besokpi." Kataku pada Ammak.

Dua hingga tiga hari selanjutnya, tukang service kulkas itu tak kunjung datang menampakkan batang hidungnya.

"Jangan ... jangan...? ahh tidak mungkin, masa iya dia mau nipu?" batinku. Berbagai kemungkinan memenuhi kepalaku. Dan akhirnya memang benar, seseorang yang mengaku sebagai tukang service kulkas itu tak pernah muncul. Berhasil lah dia membawa uang seorang ibu pejuang nafkah keluarga yang bagi sebagian orang mungkin itu tidak seberapa tapi bagi saya dan ammak itu nominal yang lumayan banyak, mungkin butuh berkali kali jualan buras di pasar.


Dah lah Mak ... Ikhlaskan saja, in syaa Allah banyak rejeki lain yang menanti. Mudah mudahan digantikan dengan yang lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review buku Bob Sadino : Mereka bilang saya gila!

Temu yang menjadi Candu

Corn Peeling