Review buku Bob Sadino : Mereka bilang saya gila!



Judul Buku      : Bob Sadino : Mereka bilang saya gila

Penerbit          : Kintamani Publishing

Penulis            : Edy Zaqeus

Tahun terbit     : 2009

Blurb                  :

Bob Sadino sering dianggap sebagai seorang interpreneur Ikon Indonesia. Keberhasilannya menjadi pioner di bidang agrobisnis dan agroindustri dengan bendera Kemchicks Group begitu membekas. 

Pergaulannya yang luas di berbagai kalangan dan kepiawaiannya berkomunikasi pun tak diragukan lagi. Tapi yang tak kalah menarik adalah gaya Bob dalam berpakaian, berpikir,  berkomentar,  bersikap dan bertindak. 

Inilah komentar publik : nyentrik, unik,  stylish, berkelas, provokatif, kontroversial,  berani,  sangat merdeka. "The real entrepreneur" bahkan fenomenal. namun satu kalimat yang mungkin mewakili semua pandangan tersebut, seperti yang Bob sendiri katakan "Mereka bilang saya gila! "

Review 

Buku ini bercerita tentang roda kehidupan seorang pengusaha sukses, Bob Sadino. Kehidupan masa kecilnya yang serba ada sebenarnya bisa saja membuatnya agar tetap berada pada zona nyaman,  tapi Bob lebih memilih memiskinkan diri dan memulai usahanya dari nol. 

Saat saudara-saudaranya yang hidup serba berkecukupan menawarkan bantuan, Bob dengan tegas menjawab

"Satu-satunya bantuan yang saya butuhkan saat ini adalah jangan bantu saya!"

Bersama sang istri, Bob memulai usahanya dengan berjualan telur ayam negeri dari pintu ke pintu, Bob menawarkan barang dagangannya dari satu pelanggan ke pelanggang yang lain. 

Setelah mendapatkan cukup banyak pelanggan, Bob kemudian memanfaatkan teras dan garasi rumahnya untuk berjualan,  kemudian menjelma sebagai supermarket yang menjadi ikon wilayah Kemang, Jakarta Selatan. 

Inilah "Kemchicks" tempat para ekspaktriat berbelanja dan mendapatkan produk maupun pelayanan berstandar Internasional.

Tak hanya sampai disitu,  Bob juga terus melebarkan sayap dengan merambah ke dunia pertanian dan memberi nama usahanya tersebut dengan sebutan "Kemfarm" 

Dari Kemchicks,  Kemfarm,  hingga ke usaha property, semua dilakoni oleh Bob. 

Di tengah kesibukannya mengurus bisnis,  Bob juga harus meluangkan waktu memenuhi undangan seminar di kampus atau universitas, tentu... Tak lain materi yang dibawakan adalah tentang 'Interpreneur'

Seringkali Bob melecuti mahasiswa dengan kalimat-kalimat provokasi 

"Kalau anda ingin jadi interpreneur, keluar sekarang juga dari kampus! Dan jangan pernah kembali lagi!"

Karena saat berhadapan dengan mahasiswa di kampus-kampus, Bob selalu merasa bahwa ia sedang dikelilingi oleh calon-calon pengangguran.  

Salah satu sisi paling menarik dari kehidupan wiraswastawan seperti Bob Sadino adalah caranya berwirasasta sehingga ia mencapai kesuksesan. 

Baginya, setiap pelanggan, berapapun uang yang dia bawa dalam sakunya, ingin diperlakukan seperti raja,  diperlakukan sebaik-baiknya.

"Kepuasan pelanggan adalah harga mati, karena hanya dengan hal itulah sebuah bisnis akan bertahan bahkan ditengah-tengah badai krisis sekalipun."

Meskipun Kemchicks sudah terkenal  dan menjadi segmen pasar A+, Bob tidak pernah berpikir untuk membuka cabang di tempat lain, karena menurutnya hal itu akan mempengaruhi kualitas pelayanan. Karena di Kemchicks sendiri,  Bob bersama sang istri turun langsung melayani pelanggan untuk memastikan bahwa kemchicks memberikan pelayanan terbaik. 

Tak hanya membahas tentang seni dalam berbisnis,  pada bagian ketiga, buku ini juga membahas tentang Revolusi sistem pendidikan yang ada di Indonesia. 

Bagian ini di awali dengan kisah seorang profesor dan tukang perahu. Sang profesor ini tahu tentang banyak hal, menguasai sekian banyak teori sehingga ia menantang tukang perahu untuk bertanya mengenai apa saja,  ia pasti bisa jawab. 

Tukang perahu hanya bertanya tentang ilmu berenang. Tentu profesor tahu hingga ia langsung bicara ngador ngidul tentang buku yang pernah ia baca. 

Tapi kemudian tanpa diduga sama sekali, datang badai yang membalikkan perahu mereka, ternyata profesor itu tak tahu berenang, akhirnya si tukang perahu itulah yang menyelamatkannya.

Dari kisah tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa orang yang menguasai teori belum tentu bisa mengaplikasikan teorinya,  atau mempraktekkannya. Sedangkan orang yang tidak tahu teori bisa melakukannya. 

 "...Pendidikan harus didasarkan pada teori yang di praktikkan. " (Hal. 37)

"Yang saya lihat sekarang ini bukan pendidikan, tapi pengajaran. Artinya para guru itu hanya memindahkan isi kepala si guru,  ke kepala si murid,  sudah! " (Hal. 36)

Para sarjana di indonesia dikondisikan oleh sistem pendidikan yang hanya mengajarkan TAHU tanpa mau memperdulikan untuk BISA. Hasilnya hampir setiap tahun perguruan-perguruan tinggi di indonesia hanya memproduksi pengangguran terdidik yang baru. 

Bob sangat yakin bahwa dibelahan dunia manapun, sekolah pertanian itu seharusnya itu mengajarkan praktik pertanian,  bukan hanya mengajarkan supaya tahu cara bertani. Di amerika sana, mahasiswa pertanian masuk kampus langsung ke loker ganti baju, pakai sepatu boot dan kemudian pergi ke lapangan. Setelah itu pulang untuk makan,  habis itu baru belajar. 

Bagian akhir buku ini menceritakan tentang keinginan Bob agar suatu saat bangsa ini dipimpin oleh seorang wiraswastawan. 

"Makanya, kalau ada pemimpin yang berjiwa wiraswasta, dia pasti bisa merasakan persoalan masyarakat. Tahu apa yang harus dilakukan. "

Jangan sampai masyarakat sudah tidak bisa makan, disuruh mengencangkan ikat pinggang lagi. 

 Kenapa mereka mengatakan Bob Sadino Gila? Mungkin karena pernyataan atau cara berpakaian Bob sadino yang nyentrik. Atau ketika di tanya tentang apa yang diharapkan dalam berbisnis, Bob malah menginginkan kerugian bukan keuntungan. Di lain kesempatan,  Bob juga pernah ditanya perihal apakah ia ingin masuk surga atau neraka? tapi lagi lagi jawabannya membuat banyak orang terhenyak, disaat orang lain menginginkan agar dirinya masuk surga, Bob malah ingin masuk neraka. Namun pernyataan pernyataan tersebut tentu tanpa disertai dengan alasan logis yang membuat orang lain menerima pernyataannya.  

Membaca buku ini juga melecut semangat para pembaca untuk berwirausaha, dari bagian pertama saya selalu berpikir tentang usaha apa kira kira yang bisa saya jalankan, meskipun setelah selesai membaca rencana itu kembali menghilang terbawa angin entah kemana. 


Membayangkan diri yang juga se-sukses Bob sadino dalam menjalankan usahanya, membayangkan bagaimana pembeli akan datang silih berganti meramaikan tempat jualan. Ahh, membayangkannya saja indah sekali. Namun kadang Realita memang tak sesuai ekspektasi,  eaaa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Temu yang menjadi Candu

Corn Peeling