Pos Bloc Jakarta

Sumber foto : Dokpri



Jadi hari pertama tahun 2022 kemarin, rencana mau ke perpustakaan nasional, cek per cek ternyata tutup karena libur tahun baru. 

Opsi kedua mau jalan ke museum nasional,  yang jaraknya tidak jauh dari pusnas juga, mau temani kaka ica lihat pameran. Tapi lagi-lagi pintu masuk tertutup rapat, wajar saja karena ini memang masih suasana libur tahun baru. 

Sebenarnya ini sudah direncanakan jauh hari bersama Kanni dan Kaka Ica. Mau ke Jakarta naik Busway. Bahkan satu bulan sebelumnya sudah cek di google maps, rute Bogor-Jakarta Via kendaraan umum. 

Saat tiba waktunya berangkat semua sudah dipersiapkan termasuk E-money untuk jaga-jaga jika pembayaran busway tidak menerima uang tunai.

Terik matahari seolah akan memanggang tubuh siang itu jika saja kami--saya, Kanni dan kaka Ica berjalan ke tempat menunggu rute angkutan umum. Untungnya ada om Jovi dan mbak Laras serta Baby Asya yang siap mengantar, rencananya hanya sampai kampung rambutan supaya kami tidak terlalu lama menunggu angkot. 

Tiba-tiba di tengah perjalanan, om Jovi menyampaikan bahwa ia bersedia mengantar kami hingga tempat tujuan. Tau tau pas nyampe, tempatnya tutup semua. Haddeuh mau kemana kita? Karena cacing dalam perut sudah mulai meminta haknya untuk diisi, maka hal pertama yang kami pikirkan adalah makanan.

Dengan bantuan mesin penelusur google, kaka Ica mengetikkan sebuah nama tempat di sana,  kemudian google mengarahkan kami ke lokasi yang dimaksud.

Tak jauh, hanya beberapa menit dari gedung museum nasional. Akhirnya kami tiba. 

Adalah Pos Block Jakarta yang berlokasi di jalan pos no. 2 pasar baru kecamatan sawah besar Jakarta pusat. 

Menempati gedung Filateli Jakarta, aset bekas peninggalan hindia belanda milik PT Pos Indonesia ini beralih menjadi ruang kreatif publik tanpa meniadakan kantor pos sebagai pemilik gedung tersebut. Hal ini terlihat jelas ketika saya berkunjung kemarin, sebuah ruang kecil diseblah kanan dengan logo pos indonesia masih berdiri di sana,  tapi memang terlihat sepi karena hari libur. 

Pos Block Jakarta menyediakan berbagai macam wisata kuliner dan produk kreatif UMKM,  sehingga selain berbelanja,  pengunjung juga bisa menikmati kuliner kesukaan mereka. 

Setelah memesan makanan atau minuman, pengunjung bebas memilih tempat untuk bersantai menikmati makanannya. Terdapat dua pilihan yaitu East Garden dan West Garden. 

Tapi makan di taman tidak direkomendasikan saat matahari sedang terik, namun ketika saya berkunjung terlihat beberapa orang menikmati makanannya di tempat terbuka tapi menggunakan penutup kepala (topi bucket) enaknya tuh berkunjung sore hari supaya bisa bersantai di bangku taman sambil bercengkrama dengan teman atau keluarga. 

Sumber foto : Dok. Pribadi

 

Di atrium utama,  banyak tenant yang menyediakan berbagai macam minuman kekinian maupun minuman tradisional, kedai jamune misalnya. Tak hanya itu,  disisi kiri kanan juga banyak toko yang menjajakan aneka aksesoris (sovlo) toko sandal sepatu (panama) dan juga toko barang-barang antik (Via bata via) 

Foto toko Via Bata Via


Harga makanan di Pos Bloc termasuk ramah di dompet, berkisar antara 20K hingga 50K. Hari itu saya memesan roti maryam dengan harga 22K, namun saat pesanan tiba, membuat saya tercengang cukup lama menatap porsi yang ada dalam box segiempat kecil, porsinya tidak sesuai dengan lebar mulut. Hahaha "Bisa bisa hanya sekali lahap nih. " kataku disertai ketawa pelan. Tapi dari segi rasa,  saya kasi nilai 4,5/5 minusnya ya itu, kurang banyak. 

Sumber Foto : Dokpri

Sebenarnya banyak menu lain yang bisa mengenyangkan perut, seperti nasi goreng kwetiau tapi bagi saya yang tak punya akun gopay atau dana,  memesan makanan di sini cukup ribet. Apalagi pas Kanni mau beli sepatu, sudah milih milih dan ada yang nyangkut di hati tapi penjual di sini tuh tidak mau menerima uang cash,  mau bayar pakai kartu debit juga gak bisa, pakai E-money apalagi. Setelah galau beberapa menit karena tak bisa membeli sepatu idaman, tiba tiba saya kepikiran minta tolong sama pengunjung lain. 

Kebetulan ada yang baru saja bayar di kasir. 

"Mas boleh minta tolong gak"?

"Minta tolong apa? "

"Boleh gak saya dibayarkan menggunakan akun kamu?  nanti saya ganti uang tunai,  karena adik saya mau beli sepatu tapi kami tidak punya akun Gopay ataupun Dana. " kataku mencoba menjelaskan, dan karena mas nya orang baik hati dan tidak sombong dia mau membantu.

Mumpung diskon, besok, tanggal dua januari katanya diskon sudah berakhir. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review buku Bob Sadino : Mereka bilang saya gila!

Temu yang menjadi Candu

Corn Peeling